Rabu, 19 September 2018

SAAT HAMIL KEDUA, SEPERTI PERJALANAN 100 KM/JAM


Program hamil anak kedua aku lakukan Juli 2015, lepas IUD di Puskesmas Sukabumi waktu itu. Dengan pertimbangan anak pertama waktu itu berumur 3 tahun, sudah saatnya untuk memberikan kakaknya adek. Dan usiaku juga masih 29 dirasa segeralah hamil anak kedua. Hitung-hitungan yang menurutku sudah pas, belum tentu sesuai dengan rencana Allah.

Waktu berjalan setelah lepas IUD, q merasakan betul dan bergumam “Ternyata belum juga isi ya, q pikir dengan lepas IUD segera mungkin q hamil (lagi),” pikirku.
Kondisi suami bekerja di luar kota, kerap kami tidak bertemu setiap harinya. Saat kami bertemu (Weekend), mungkin kondisiku saat itu aku lagi menstruasi. Saat suami bekerja di luar kota, aku usai mesntruasi. Saat suami ada di rumah lagi, mungkin aku lagi tidak masa subur. Begitu seterusnya kurang lebih berjalan hampir 2 tahun. Memanglah ya, balada LDR alias long distance relationship iya begitu, sulit ditebak, hehehe... 

Tapi aku enjoy aja sih, aku buat biasa saja, gak usah terlalu dipikir. Nanti malah gak jadi-jadi (positif) maksudnya.
Iya betul, saat aku terlalu menggebu untuk segera hamil anak kedua, yang ada hanyalah zonk. Stripnya hanya satu. Sedikit demi sedikit aku mulai melupakan ambisiku seperti pepatah pernah bilang “enjoy saja....” iklan yess.

Oh iya, dulu aku belum tahu kalo aku hamil muda (anak pertama), aku ada Pelatihan Senam Korpri di GOR A. YAni. Pelatihan Senam Korpri ini dilakukan oleh 2 (dua) orang perwakilan OPD se- Kota Probolinggo. Kebetulan dari Dispobpar waktu itu mengirimkan aku dan temanku sebagai instruktur senamnya, ciiiyyeeee.... dan pelatihan senam ini dilaksanakan selama 2 hari berturut.
Tak cukup sampai disitu, aku juga melakukan penjemputan peserta Napak Tilas teman-teman Dispobpar (Rute Banyuwangi-Probolinggo), aku dan teman-teman menjemput dengan berjalan kaki kumpul dari rumah teman kantor di Kelurahan Wiroborang, kita jalan kaki bersama-sama dengan rute (kampus UPM, SMAN 1 Dringu, SMPN 1 Dringu) sampai dengan TWSL (Taman Wisata Studi Lingkungan), dengan jarak tempuh kurang lebih 4 km.
Gak kebayang jauhnya bukan??? 

Alhamdulilah ternyata kandunganku kuat seberapa aktifnya aku flashback kegiatan apa saja yang aku lakukan sampai aku tes kehamilan hasilnya positif. Syukur alhamdulilah ya Allah J
Tak berbeda dengan kehamilan keduapun, hampir sama dengan kehamilan anak pertama, aku melakukan senam. Bedanya kali ini adalah senam aerobik di depan rumah. Senam ini dilaksanakan bersama bapak dan ibu-ibu dasawisma 14 perumahanku.
Senam ini dilaksanakan 2 mingguan setiap bulannya. Antusiasku untuk mengikutinya selalu lha ya, karena disisi lain kita mendapatkan manfaat sehat yang utama, disisi samping kita dapat bersilaturahmi dengan dawis 14. Syukron

Senam ini baru aku ikuti hanya sekali saja, tepatnya tanggal 15 Januari 2017. Ingat betul perjalanan hamil anak kedua ini benar-benar dalam otakku. Bagaimana tidak? Setelah aku ikuti senam aerobik sekali saja, aku langsung hamil (positif). Yess!! Akhirnya ya, penantian kurang lebih 1,5 tahun berbuah kehamilan. 

Selama proses kehamilan, berangkat/pulang kantor, periksa kehamilan ke dokter spesialis kandungan, rapat-rapat, kegiatan kantor semuanya aku lakukan mandiri. Berbeda kehamilan anak pertama semua aktivitasku hampir aku lakukan berdua dengan suami.

Maklum dan berbesar hatilah aku yang harus mengerti bahwa suamiku bekerja di luar kota, tak pernah aku menuntutnya going sana going sini, hehe.... Yang terpenting kondisiku selalu diberikan kesehatan, tak masalah bagiku, aku harus mandiri saycin.

Tahun 2017 pekerjaan kantorku cukup banyak, ditambah lagi kegiatan-kegiatan di luar kantor seperti sosialisasi, workshop, yang acaranya diadakan di Kantor Walikota. Aku harus naik turun tangga, balik lagi ke kantor, aku harus menyelesaikan administrasi, dsb, dsb. Sampai dengan aku dinas luar kota seperti ke Malang, Prigen Pasuruanpun sangat menguras energi kehamilanku.
Belum lagi aku mengantarkan si sulung latihan drum band di Yon Zipur sampai dengan pelaksanaan lomba drumb band baik itu kirab di depan Kantor Walikota finish Alun-alun. Hari kedua Lomba Unjuk Gelar (LUG) di Gor Mastrip di antar papi dan adek naik mobil agak mengurangi rasa lelahku. Plus si sulung mengikuti lomba mewarnai di Giant, semua itu aku ibaratkan seperti aku melakukan perjalanan motor dengan kecepatan 100 km/jam. 

Tanggal 25 September 2017 aku melakukan perjalanan dinas luar kota bersama teman-teman Prahum sek Kota ke kota Malang. Bertempat Aria Gayajayana Hotel, Komplek Mal Olympic Garden Jl. Kawi No. 24, Kauman, Klojen, Malang dengan materi Bedah Butir Fisik dan Butir Kegiatan Pejabat Fungsional Pranata Humas. Selesai Bimtek, kamipun pulang.

Sambil arah pulang, kita mampir ke Makobu Cake. Toko roti digadang milik diva Indonesia penyanyi asal Batu, Krisayanti pun disambut hangat teman-teman sambil sesekali gantian menggandeng aku yang memang hamil besar.

Mungkin keadaan hamil, jalan sebentar saja sudah agak ngos-ngosan aku kala itu. Sepulang perdin kita Pranata Humas setelah beli roti di Makobu Cake, kita menyempatkan makan sore di Kedai Steak and Shake depan kampus Poltek Negeri Malang, sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Probolinggo.

Di kedaipun kami berdelapan minus mbak Miranti Sekwan dan Ubay PKK bercengkrama, sambil sesekali obrolan kami ditujukan padaku. “Iku weteng e cin Dewi wes mudun, kapan lahiran cin? Aku wedine kamu lahir nok mobil iki,” canda teman-teman.
“eeeehhh...eehhh... Naudzubilahimindzalik, ojo ngunu ta rek! Neh-aneh ae!,” timpalku sambil makan en nyeruput shake coklat ice.

Selama mobil dikendarai Mira DLH, teman-teman selalu mengingatkan sopirannya agar jangan terlalu kencang. “Kasihan ada Bumil, ojo banter-banter Mir,” inget Sonea. Mira gadis tomboy itu cekiki’an “Beyes, mak!,”. gak papa sih perjalanan dinas waktu itu fine-fine saja bagiku, tapi karena sudah kandungan besar ya memang sering kenceng-kenceng juga ini perut.

Setelah perjalanan dinas 25 September 2017, hari-hari berikutnya aku masuk kantor seperti biasanya. Semakin sering aktivitasku menjelang lahiran. Seperti antar anak sulung lomba drumband (2 hari), lomba mewarnai, dan kegiatan-kegiatan bidangku.

Maklum aku dan dokter kandungankupun sepertinya mengamini bahwa usia kandunganku masih jalan 8 bulan periksa terakhir minggu kedua bulan September 2017, jadi aku bisa pastikan kelahiran anak keduaku nanti jatuh pada Oktober 2017. Perkiraan itu ternyata meleset, setelah aku mengalami pecah ketuban di Mushola kantorku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar